WELCOME TO MY BLOG IS THE VERY FUNNY <<<:SEMOGA BERMANFAAT BAGI ANDA SEKALIAN THANK YOU:>>>

Kamis, 10 November 2011

museum sonobudoyo jogjakarta


MUSEUM SONOBUDOYO JOGJAKARTA

Museum Sonobudoyo terletak di bagian utara Alun-alun Utara dari Keraton Yogyakarta. Bangunan museum yang didesain oleh Ir Th Karsten ini berbentuk rumah joglo dengan diilhami arsitektur gaya bangunan Masjid Kasepuhan Cirebon. Pencetus berdirinya Museum Sonobudoyo adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok, yang bernama Java Institut. Pada tanggal 6 November 1935 yayasan yang waktu itu dipimpin oleh Prof. Dr. Huseun Djajaningrat mendirikan Museum Sonobudoyo atas restu dari Ng. D.S.D.I.S. Kanjeng Sultan Hamengku Buwono VIII. Peresmiannya ditandai dengan Candrasengkala “Kayu Winayang Ing Brahma Buddha”.
Sebagai sebuah museum, Sonobudoyo masih berfungsi terus hingga saat ini, walaupun pengelolanya berganti-ganti. Pada saat Jepang berkuasa (1942), Museum Sonobudoyo dikelola oleh pemerintahan Jepang. Kemudian, sejak Jepang kalah hingga tahun 1949 museum ini dikelola oleh Dinas Wiyotoprojo. Tahun 1950-1973 dikelola oleh Inspeksi Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta. Namun, pada tanggal 11 Desember 1974, melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 693/0/1979, Museum Sonobudoyo diambilalih oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan dijadikan sebagai Museum Negeri Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dan, saat ini Museum Negeri Sonobudoyo merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, yang mempunyai fungsi pengelolaan benda museum yang memiliki nilai budaya ilmiah. Sedangkan, tugasnya adalah mengumpulkan, merawat, pengawetan, melaksanakan penelitian, pelayanan pustaka, bimbingan edukatif kultural serta penyajian benda koleksi.

Macam macam kolelsi di museum sonobudoyo:
Koleksi Geologi
Koleksi Biologi
Koleksi Etnografi
Koleksi Arkeologi
Koleksi Historika
Koleksi Numismatika
Koleksi Filologika
Koleksi Keramologika
Koleksi senirupa
Koleksi Tehnologi

Pengumpulan koleksi didapat melalui penyerahan dari masyarakat dengan system ganti rugi, hibah, pesanan, barang titipan.
Jumlah 10 jenis koleksi Museum Negeri Sonobudoyo dengan rincian sebagai berikut :
Koleksi Geologi : 13
Koleksi Biologi : 34
Koleksi Ethnografi : 8.157
Koleksi Arkeologi : 1.981
Koleksi Historika : 42
Koleksi Numismatika : 21.914
Koleksi Filologika : 1.240
Koleksi Keramologika : 384
Koleksi Senirupa : 9.120
Koleksi Teknologi : 384
Jumlah : 43.235
Posisi pada bulan Maret 2006
Dari data jumlah 10 jenis benda koleksi Museum Negeri Sonobudoyo sebanyak 43.235 buah :
Sudah diinventarisir sejumlah 11.031 buah ( 25,51 % )
Belum diinventarisir sejumlah 32.204 buah ( 74,48 % )
Koleksi yang dipamerkan pada ruang Pameran tetap di Museum Negeri Sonobudoyo unit I sebanyak 1.184 buah terdiri :
Koleksi Etnografi : 715 buah
Koleksi Arkeologi : 445 buah
Koleksi Nimismatika : 14 buah
Koleksi Keramologika : 7 buah
Koleksi Filologika : 3 buah
Koleksi yang dipamerkan pada ruang Pameran tetap di Museum Negeri Sonobudoyo Unit II sebanyak 810 buah terdiri dari :
Koleksi Geologika : 38 buah
Koleksi Biologika : 31 buah
Koleksi Ethnografika : 304 buah
Koleksi Numismatika : 147 buah
Koleksi Filologika : 12 buah
Koleksi Senirupa : 161 buah
Bila pengunjung ingin memasuki Museum Sonobudoyo, terlebih dahulu akan melewati sebuah Pintu Gerbang yang berbentuk Semar Tinandu, dan beratapkan model joglo. Didinding bagian dalam gapura sisi Timur terdapat Prasasti dengan Candra Sengkala “Kayu Winayang Ing Brahmana Budha”, yang berarti Tahun 1886 (Tahun Jawa), atau 1935 Masehi, dimana Museum Sonobudoyo didirikan.
Kunjungan selanjutnya menuju ruang Pendopo yang berbentuk Limas Lambang Tumpang Sari, mirip bangunan Masjid Kanoman Cirebon.
Fungsi pendopo adalah sebagai tempat untuk menerima pengunjung dalam jumlah banyak.
Didalam ruang ini dipamerkan dua perangkat Gamelan, antara lain :
Gamelan Kyai Mega Mendung, yang bernada Pelog dan slendro.berasal dari daerah Cirebon pada abad 19. Pada gamelan tersebut terdapat hiasan yang bermotifkan Mega Mendung.
Gamelan Kyai dan Nyai Ririrs Manis, Gaya Yogyakarta yang bernada Slendro dan Pelog.
Masyarakat pada umumnya telah mengenal adanya Museum Negeri Sonobudoyo dengan Benda Koleksi yang dipamerkan, akan tetapi belum kenal betul tentang aktifitas dan fasilitas yang ada dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, adapun nama ruang tersebut adalah Ruang Auditorium dan Ruang Serbaguna.
Ruang Auditorium, terletak didalam kompleks Gedung Museum Sonobudoyo Unit I, Jl. Trikora No 6 Yogyakarta, dibagian sisi sebelah Barat. Gedung terdiri dua lantai, adapun pengunaannya adalah untuk menyelenggarakan kegiatan seperti Seminar, Sarasehan, Ceramah, Workshop, Rapat Kerja, dan lain sebagainya.
Kapasitas ruang : lantai pertama 75 Orang
lantai dua 100 Orang.
Sarana yang tersedia dalam ruang : AC, Sound System, Kursi kuliah, dan Meja Seminar.
Ruang Serbaguna, terletak Di Museum Negeri Sonobudoyo Unit II, Jl. Mijilan No I , Dalem Condrokiranan Yogyakarta (Sebelah Tenggara Museum Negeri Sonobudoyo Unit I). Pengunaan ruang tersebut adalah untuk acara Upacara Pernikahan Gaya Yogyakarta, Seminar, Ceramah, Sarasehan, Rapat – Rapat dan lain sebagainya.Kapasitas Gedung : 500 Orang
Sarana yang tersedia : AC, Sound system, kursi lipat , meja seminar dan ruang untuk transit dengan kapasitas 15 Orang.
Pada Tahun 1975 Ruang Laboratorium Konservasi Museum Negeri Sonobudoyo telah selesai dibangun, adapun fungsi ruang tersebut adalah untuk mengantisipasi semua benda koleksi museum yang segera untuk mendapat penanganan pengamanan secara rutin.
Kegiatan ini sesuia dengan tugas pokok dari museum, yaitu, mengumpulkan, memelihara, merawat dan mengawetkan benda koleksi, sehingga keselematan benda koleksi tersebut akan lebih terjamin keamanannya dari kerusakan yang diakibatkan karena faktor iklim maupun usia. Beberapa peralatan telah dimiliki oleh laboratorium baik untuk analisa maupun melakukan treatment terhadap koleksi.

Pada Tahun 1940 Museum Sonobudyo telah dilengkapi dengan Perpustakaan yang menempati Gedung seluas 668 m2. Adapun buku buku dan naskah yang terdapat dalam Perpustakaan sebagaian besar menggambarkan kebudayaan Bangsa Indonesia.
Perpustakaan Museum Sonobudoyo dapat dimanfaatkan bagi seluruh kalangan masyarakat, mulai dari Pelajar, Mahasiswa, Peneliti maupun komunitas lain yang berhubungan dengan kebudayaan.
Jadwal Buka
Selasa – Kamis : Pukul 08.00 – 14.00 WIB
Jum’at : Pukul 08.00 – 11.00 WIB
Sabtu & Minggu : Pukul 08.00 – 13.00 WIB
Senin dan Hari Besar atau Libur Nasional Tutup


Harga Tiket Masuk
1. Tiket Masuk Museum :
a. Dewasa Perorangan Rp. 3.000,-
Dewasa Rombongan Rp. 2.500,-
b. Anak – anak Perorangan Rp. 2.500,-
Anak – anak Rombongan Rp. 2.000,-
c. Wisatawan Asing Rp. 5.000,-
2. Tiket masuk Pergelaran Wayang Durasi Singkat
Rp. 20.000,- / 0rang
Museum ini terletak di sebelah barat laut Kraton Yogyakarta dan dekat dengan lintas Malioboro, Jalan Trikora 6. Batas-batas lokasi sebagai berikut : Selatan : Jl. Pekapalan; Utara : Jl K.H.A. Dahlan; Timur : Jl. Trikora dan beberapa bangunan; Barat : Pemukim.
Museum Sonobudoyo berdekatan dengan objek wisata lainnya, seperti Kraton Yogyakarta yang pengunjungnya banyak, Taman Sari, Kebun Binatang Gembiraloka, Museum Benteng Vredeburg, dan Pura Pakualaman. Kawasan sekitar Sonobudoyo memiliki citra karakter bangunan kolonial yang sangat kental, diantaranya adalah Bank BNI, Benteng Vredeburg, Gedung Agung, Seni Sono, Kantor Pos. Bangunan lama Museum Sonobudoyo yang didesain oleh Ir. Th. Karsten dan Vistarini memiliki karakter campuran antara bangunan Jawa dan kolonial. Citra bangunan Jawa terlihat dari penggunaan bentuk atap dan regol, sedangkan citra bangunan kolonial terlihat dari skala bangunan dan elemen struktur yang digunakan. Museum Sonobudoyo merupakan museum terlengkap setelah museum nasional Jakarta terkait dengan bidang seni budaya dan kepurbakalaan. Museum ini merupakan embrio dari museum tertua dan pertama di DIY. Museum ini resmi didirikan pada tanggal 6 November 1935, pada hari Rabu Wage, tanggal 9 Ruwah 1866 dengan sengkalan "Kayu Winayang Brahmana Buda" oleh Prof. Dr. Husein Djajadiningrat, diresmikan langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Java instituut merupakan salah satu organisasi yang berkecimpung di bidang Kebudayaan Jawa yang anggotanya terdiri dari orang asing dan Indonesia. Keputusan mendirikan museum ini merupakan hasil kongres Java Institut di Surakarta tahun 1931. Ir Th. Karsten merupakan arsitek terkemuka yang menghasilkan banyak menghasilkan karya rencana gambar bangun di Jawa. Setelah calon koleksi museum terkumpul dari daerah meliputi budaya Jawa, yaitu seluruh Pulau Jawa, Madura, Bali, sebagian Lombok, museum ini segera didirikan. Java Instituut mendirikan museum ini untuk museum sejarah dan etnografi dengan koleksi Jawa, Madura, dan Bali sesuai dengan lingkup kegiatan Java Instituut, bahkan sebagian Pulau Lombok. Java Instituut merupakan sebuah Yayasan yang bergerak di bidang kebudayaan Jawa, bali dan Madura. Museum dibuka untuk umum menempati bekas kantor "Schauten" di sisi barat laut alun-alun utara depan Kraton Yogyakarta, di antara Bangsal Pangurakan deretan barat laut.
Pada tahun 1935 Museum Sonobudoyo pernah menyelenggarakan sejenis sekolah pertukangan seni ukir kayu dan ukir logam (aluminium dan perak) yang merupakan rintisan pendirian jurusan kriya pada pendidikan formal ASRI. Pada masa pendudukan Jepang, museum ini dikelola oleh Pemerintah Jepang. Setelah Indonesia merdeka ditangani oleh Dinas Wiyoto Projo (1945-1949). Pada tahun 1950-1973 museum ditangani oleh Inspeksi Kebudayaan Dinas P dan K Provinsi DIY. Bangunan Museum Sonobudoyo memiliki luas 5.031 meter persegi dan berada pada lahan seluas 7.867 meter persegi. Bangunan-bangunan yang ada meliputi : Ruang pameran tetap, ruang auditorium, ruang storage koleksi, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang preparasi, ruang kantor, ruang pelayanan umum lainnya, ruang pengelasan. Gedung ruang pamer tetap merupakan bangunan sentral di dalam kompleks Museum Sonobudoyo. Gedung pameran berupa Joglo dan bangunan "Dalem" yang dihubungkan dengan pringgitan layaknya bangunan tradisional Jawa lainnya. Bangunan "Dalem" dihubungkan dengan selasar selebar 2 m dengan Ruang Pagelaran. Pada prinsipnya pemanfaatan tanah untuk bangunan museum Sonobudoyo berpola bangunan tradisional Jawa. Antara halaman luar dengan halaman dalam dipisahkan dengan tembok -cepuri- yang dihias dengan pilar bermahkota kuncup melati. Masuk ke halaman dalam melalui pintu gerbang utama berbentuk Semar tinandu.
Oleh karena Museum Sonobudoyo memiliki koleksi kurang lebih 42.698 buah meliputi 10 jenis, yaitu Koleksi Geologi 13 buah, Koleksi Bilogi 24 Buah, Koleksi Etnografi 8.157 buah, Koleksi Arkeologi 1.983 buah, Koleksi Historika 42 buah, Koleksi Numistika 21.914 buah, Koleksi Filologika 1.240 buah, Koleksi Keramik 348 buah, Koleksi Seni Rupa 9.120 buah, Koleksi Teknologika 384 buah, namun ruang pamerannya tidak cukup, maka dilakukan perluasan ruang pameran di kompleks nDalem Jayakusuman atau nDalem Condrokiranan di Wijilan, Panembahan sebelah timur alun-alun utara Yogyakarta. Di Museum Negeri Sonobudoyo unit II tersebut terdiri dari Ruang Pendopo Pengenalan, Ruang Kesenian, Ruang Transportasi, Ruang Pendopo Besar, dan Ruang Kantor dan lainnya. Selanjutnya diresmikan pada 6 November 1998 oleh Gubernur Provinsi DIY Sri Sultan Hamengku Buwana X yang dihadiri juga Direktur Jenderal Kebudayaan.
Semestinya Museum Sonobudoyo di tahun-tahun yang akan datang memiliki lebih banyak pengunjung lagi dengan peningkatan managemen pengelolaan yang berskala internasional. Apalagi benda koleksi museum Sonobudoyo memiliki daya saing budaya yang tinggi :
  1. Mempunyai nilai budaya dalam pengertian sudah termasuk nilai ilmiah, baik menurut ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial dan budaya, selain juga mempunyai nilai keindahan
  2. Dapat diidentifikasikan : ujud, genus, asal, gaya dan fungsinya.
  3. Dapat dianggap suatu monumen atau yang bakal menjadi monumen dalam arti suatu tanda peringatan peristiwa sejarah.
  4. Dapat dianggap suatu dokumen dalam arti sebuah bukti kenyataan kehadiran bagi suatu penelitian ilmiah.
  5. Menarik dari segi fisik koleksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar